Morgan ragu saat hendak memasukkan cincin pertunangan ke jari Putri. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak jadi bertunangan dengan Putri. Morgan mengaku kalau dia tidak mencintai Putri, untuk itu dia membatalkan pertunanganya dengan Putri. Kontan semua terkejut, terutama Dhanar. Usman lalu menyimpulkan kalau keputusan Morgan membatalkan pertunangan itu berarti Morgan menolak untuk menjadi pewaris Toro Grup. Dhanar pun protes karena pada dasarnya ia ingin Toro Grup jatuh ke tangan anaknya tersebut. Namun Usman tak memberinya lagi kesempatan.
Zee yang ada di pesta itu berusaha menghubungi Rafael. Namun Rafael yang merasa patah hati karena Putri hari itu bertunangan tak mau mengangkat telfon dari siapa pun. Zee akhirnya mengirim pesan pada Rafael. Rafael yang membaca belakangan pun terkejut mengetahui berita tersebut.
Gladis dan Rangga sama-sama tidak menghadiri pertunangan Putri dan Morgan karena malu. Di sini Gladis bilang kalau setelah kelulusan nanti, dia akan menyusul orang tuanya yang ada di Sydney. Rangga yang tak ingin kehilangan Gladis bilang kalau dia mau ikut Gladis saja. Gladis menolak Rangga dan meminta Rangga untuk terus mengejar cita-citanya mengelola Toro Grup. Namun Rangga tetap kekueh ingin pergi bersama Gladis, karena baginya Gladis adalah segalanya.
Di sekolah, akhirnya Rafael menemui Putri. Ia sangat berterima kasih pada Putri karena mau membatalkan pertunangannya dengan Morgan. Namun Putri meminta Rafael untuk tidak salah paham, karena Morganlah yang membatalkan pertunangan mereka bukan Putri. Putri malah bilang kalau sebenarnya tekadnya sudah bulat untuk bertunangan dengan Morgan. Rafael pun kecewa.
Putri yang bertemu Morgan akhirnya mempertanyakan alasan sebenarnya kenapa Morgan membatalkan pertunangan mereka. Awalnya Morgan tetap menyangkal kalau dia tak mencintai Putri. Tapi Putri tak percaya. Putri meminta Morgan menatapnya agar Putri bisa yakin. Tapi saat Morgan menatap Putri, Putri sendiri jadi tak yakin dengan perasaannya. Morgan tau persis kalau hati Putri hanya untuk Rafael. Untuk itu ia memilih mundur.
Revalina memberi surat pengunduran dirinya dari Toro Grup kepada Usman. Saat hendak pergi, tiba-tiba penyakit jantung Usman kambuh. Revalina jadi sangat cemas terhadap Usman. Untungnya Usman tak apa-apa. Ia merasa kalau sudah saatnya ia kembali berobat ke Belanda. Untuk itu Usman meminta Revalina tidak mengundurkan diri dari Toro Grup. Usman yakin, jika Rafael bisa membuktikan kalau dia memang pantas menjadi pemimpin, Rafael pasti bisa menjadi pemimpin Toro Grup suatu saat nanti asal Revalina tidak memaksa kehendaknya. Revalina terharu mendengarnya dan ia pun mulai memikirkan kembali hal ini.
Revalina akhirnya memutuskan untuk tidak keluar dari Toro Grup. Ia juga meminta Rafael untuk peduli terhadap perusahaan keluarganya tersebut dan mau konsen belajar agar kelak ia bisa memimpin perusahaan. Untuk itu setelah lulus nanti, Rafael harus belajar bisnis di Harvard. Mendengar hal ini Rafael pun mulai bimbang.
Kelulusan tiba. Berita tentang beberapa personil SM*SH akan meneruskan sekolah ke luar negeri mulai terdengar. Keutuhan mereka pun mulai dipertanyakan. Putri mengantar Usman ke bandara untuk kembali ke Belanda bersama anak-anak SM*SH lainnya. Di sini SM*SH memberi konfirmasi pada wartawan yang datang bahwa SM*SH tidak akan bubar. Di sini Rafael mencoba kembali bicara dengan Putri dan meminta Putri untuk memintanya agar tetap di Jakarta. Namun Putri mencoba bersikap dingin pada Rafael karena ia tak mau Rafael melepas cita-citanya hanya untuk dirinya. Rafael kekueh meminta Putri datang sebelum keberangkatannya besok. Putri pun mencoba tak mengacuhkannya.
Rangga akhirnya menemui Rafael dan Morgan. Sekali lagi ia minta maaf dan memberi tau soal tekadnya untuk pergi menyusul Gladis ke Sydney. Itu berarti ia mengundurkan diri dari kandidat pewaris Toro Grup. Morgan sendiri bilang kalau dia tidak berminat untuk menjadi pewaris Toro Grup, karena ia ingin belajar sastra ke Perancis. Kini semua harapan tertuju pada Rafael. Nasib Toro Grup tergantung pada Rafael. Namun Rafael juga masih ragu karena kalau ia memilih menjadi pemimpin Toro Grup, ia harus belajar ke Harvard Amerika, dan itu berarti ia harus meninggalkan Putri.
Gladis yang hendak ke Sydney akhirnya berpisah dengan Rangga di bandara. Rangga pun berjanji suatu saat nanti akan menyusul Gladis. Gladis hanya tersenyum dan memberi kecupan perpisahan pada Rangga.
Keesokan harinya, Morgan menemui Putri. Di sini Morgan berterus terang kalau sebenarnya ia sangat mencintai Putri. Putri pun jadi heran kenapa Morgan membatalkan pertunangan mereka jika ia memang mencintai Putri. Padahal Putri sudah tulus akan menerima hati Morgan. Morgan pun ragu. Untuk itu ia ingin Putri membuktikannya. Sore itu juga Morgan akan pergi ke Perancis. Morgan meminta Putri datang dan mencegahnya pergi. Kini Putri mulai bimbang karena Rafael juga memintanya datang di jam yang sama.
Rafael sudah ada di bandara bersama dengan Bisma dan Dicky di terminal 2E. Sedangkan Morgan bersama Ilham dan Reza di terminal 2F. Sementara Putri masih ragu untuk pergi dan memilih salah satu diantara mereka. Guntur terus meyakinkan Putri untuk datang dan memberi keputusan terakhirnya. Setelah mendapat SMS dari Rafael yang tetap menunggu kehadiran Putri, akhirnya Putri pun berangkat ke bandara.
Jam keberangkatan Rafael ke Amerika sudah dekat. Bisma dan Dicky akhirnya berpisah dengan Rafael. Tiba-tiba seseorang dengan suara mirip Putri memanggil nama Rafael. Namun Rafael kecewa saat mengetahui orang itu bukanlah Putri. Putri sendiri datang menemui Morgan. Morgan terkejut. Namun di sini Putri bilang ke Morgan kalau dia tidak bisa memilih Morgan karena ia mencintai Rafael. Morgan mengerti dan menyuruh Putri segera mendatangi Rafael. Namun sayangnya Putri terlambat. Rafael sudah pergi.
Setahun kemudian, Putri dan Guntur sedang asik bicara soal SM*SH. Guntur lalu pergi karena ia harus mengajar les anak kelas 6 SD. Saat Putri duduk sendiri di taman, ia terkejut menemukan gelang pasangannya yang selama ini hilang. Setelah memungut gelang itu, Putri kaget melihat Rafael yang sudah ada di depannya.