Masih segar dalam ingatan kita bagaimana musim lalu Houston Rockets telah menarik perhatian semua orang dengan memenangkan 22 pertandingan di NBA berturut-turut. Sebuah tim di NBA tidak pernah sehebat itu dalam 36 tahun terakhir. Apalagi hal tersebut dicapai di era modern dimana defense setiap tim semakin ketat dan peraturan sudah diubah sedemikian rupa sehingga tidak semudah itu untuk meraih kemenangan. Ini merupakan kemenangan berturut-turut [atau disebut dengan istilah ’winning streak’] terpanjang kedua, sepanjang sejarah NBA. 48 hari lamanya mereka tidak terkalahkan. Mereka sempat menang 12 kali bersama Yao, lalu mereka terpukul dengan cederanya Yao Ming yang memaksanya untuk beristirahat selama 4 bulan. Semua orang bilang peluang mereka untuk berbicara banyak di playoff musnah sudah. Tapi mereka malah membalas kritikan tersebut dengan terus menang di 10 game berikutnya tanpa Yao.
Angka jumlah kemenangan tersebut sulit dicerna, karena di atas kertas tim ini bukanlah tim yang mampu meraih kemenangan yang banyak tanpa Yao, apalagi menang berturut-turut. Apakah mereka menang karena faktor keberuntungan? Ataukah karena jadwal pertandingan yang enteng? Apakah mereka adalah sebuah tim dengan supporting cast yang bermain di luar prediksi? Jika anda percaya salah satu dari teori dibalik 22 kemenangan beruntun Rockets diatas, maka anda salah besar. Pada kenyataannya tim ini melakukan hal-hal yang nyata di lapangan yang menghasilkan kemenangan untuk Rockets. Memang untuk mendapat winning streak sepanjang Rockets, tim membutuhkan luck (waktu Rockets mendapatkan kemenangan yang ke-delapan, mereka membutuhkan tembakan buzzer beater dari Steve Novak, pemain yang jarang dipakai diturunkan sebagai peman utama, dengan tembakan tiga angkanya untuk memenangkan game tersebut), namun tim mana yang tidak?
Houston adalah tim defensive terbaik di liga musim lalu. Houston ada di ranking empat dalam jumlah point kemasukan, nomor dua di defensive field goal percentage, dan nomor satu di rebounding percentage.Statistik tersebut berada di jajaran yang sama dengan tim-tim elite NBA seperti Boston, Detroit dan San Antonio. Rockets menjadi tim defensive terbaik di NBA karena mereka menantang setiap tembakan yang dilancarkan musuh. Mereka tidak pernah menyerah ketika terkenascreen dari pemain lawan saat melakukan defense. Mereka men-traplawan dan melakukan rotasi dalam defense lebih baik dari tim lainnya. Mereka saling membantu temannya apabila daerah pertahanan mereka diterobos lawan. Secara singkat, mereka adalah tim yang secara terus-terusan mempertahankan level permainan defense mereka dengan sangat kompetitif secara 48 menit. Mereka menahan musuh di bawah 100 points sebanyak 18 kali selama streak mereka berlangsung.
Jangkar dari defense ini tanpa perlu diragukan lagi adalah Shane Battier. Forward dengan tinggi 6-foot-8 ini memang tidak secepat Bruce Bowen dari San Antonio maupun memiliki permainan yang keras seperti Ron Artest. Tapi Battier tidak akan berhenti dalam menjaga musuh dan ia sangat pintar. Ia selalu mendapat porsi dari pelatih untuk menjaga pemain terbaik dari tim lawan. Sebelum bertanding ia selalu membaca laporan dari tim scouting Rockets tentang kebiasaan-kebiasaan dari pemain yang akan dijaganya. Kombinasi dari kemampuan dan kerja keras yang dimilikinya, membuat pemain lawan sulit untuk mencetak angka jika dijaga oleh Shane. Hal yang luar biasa adalah Battier mampu menunaikan misinya tanpa bantuan double team; Adelman sering menurunkan small lineup [1 pemain center dan 4 pemain dengan tinggi badan yang biasanya lebih kecil dari pemain lawan pada umumnya yaitu: tiga pemain perimeter dan Power Forward yang tergolong kuat dan cepat namun lebih pendek dari PF lawan], agar dapat memainkan Bobby Jackson di babak kedua, artinya tidak ada Dikembe Mutombo ataupun Chuck Hayes yang berfungsi sebagaijantung pertahanan terakhir Rockets jika Battier gagal menjaga lawannya di perimeter.
Masih tidak percaya bahwa mereka adalah tim yang benar-benar bagus? Masih bertanya-tanya tentang jadwal tanding mereka? Memang mereka tidak menghadapi tim yang elite dalam jumlah yang banyak. Tapi mereka telah mengalahkan Cleveland (2 kali), New Orleans (2 kali), Dallas di kandangnya dan Denver Nuggets. Selama streak mereka, Rockets hanya bertemu dengan 6 tim yang tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke playoff: Indiana, Milwaukee, Minnesota, Miami, Memphis, dan Charlotte. Kalau memang jadwal mereka gampang, mengapa hanya ada dua tim di NBA yg mampu melakukannya?
TANGGAL | LAWAN | HASIL | W-L | HI POINTS | HI REBOUNDS | HI ASSISTS |
Sun, Jan 27 | Utah | L 89-97 | 24-20 | T. McGrady 21 | C. Landry 8 | T. McGrady 9 |
Tue, Jan 29 | Golden State | W 111-107 | 25-20 | Y. Ming 36 | Y. Ming 19 | R. Alston 12 |
Fri, Feb 1 | @ Indiana | W 106-103 | 26-20 | C. Landry 22 | Y. Ming 12 | T. McGrady 9 |
Sat, Feb 2 | @ Milwaukee | W 91-83 | 27-20 | T. McGrady 33 | Y. Ming 12 | R. Alston 9 |
Mon, Feb 4 | @ Minnesota | W 92-86 | 28-20 | T. McGrady 26 | L. Scola 8 | R. Alston 8 |
Thu, Feb 7 | Cleveland | W 92-77 | 29-20 | Y. Ming 22 | Y. Ming 12 | R. Alston 9 |
Sat, Feb 9 | Atlanta | W 108-89 | 30-20 | Y. Ming 28 | Y. Ming 9 | T. McGrady 8 |
Mon, Feb 11 | Portland | W 95-83 | 31-20 | Y. Ming 25 | Y. Ming 7 | R. Alston 7 |
Wed, Feb 13 | Sacramento | W 89-87 | 32-20 | Y. Ming 25 | Y. Ming 14 | R. Alston 7 |
Tue, Feb 19 | @ Cleveland | W 93-85 | 33-20 | R. Alston 22 | Y. Ming 14 | T. McGrady 8 |
Thu, Feb 21 | Miami | W 112-100 | 34-20 | T. McGrady 23 | L. Scola 10 | R. Alston 11 |
Fri, Feb 22 | @ New Orleans | W 100-80 | 35-20 | T. McGrady 34 | Y. Ming 14 | R. Alston 11 |
Sun, Feb 24 | Chicago | W 110-97 | 36-20 | T. McGrady 24 | S. Battier 10 | T. McGrady 8 |
Tue, Feb 26 | Washington | W 94-69 | 37-20 | L. Head 18 | S. Battier 9 | B. Jackson 7 |
Fri, Feb 29 | Memphis | W 116-95 | 38-20 | T. McGrady 25 | D. Mutombo 13 | R. Alston 8 |
Sun, Mar 2 | Denver | W 103-89 | 39-20 | T. McGrady 22 | L. Scola 14 | R. Alston 8 |
Wed, Mar 5 | Indiana | W 117-99 | 40-20 | T. McGrady 25 | C. Hayes 11 | R. Alston 7 |
Thu, Mar 6 | @ Dallas | W 113-98 | 41-20 | T. McGrady 31 | L. Scola 9 | T. McGrady 9 |
Sat, Mar 8 | New Orleans | W 106-96 | 42-20 | T. McGrady 41 | C. Hayes 9 | T. McGrady 9 |
Mon, Mar 10 | New Jersey | W 91-73 | 43-20 | T. McGrady 19 | C. Hayes 10 | T. McGrady 4 |
Wed, Mar 12 | @ Atlanta | W 83-75 | 44-20 | T. McGrady 28 | L. Scola 12 | R. Alston 7 |
Fri, Mar 14 | Charlotte | W 89-80 | 45-20 | T. McGrady 30 | S. Battier 9 | T. McGrady 4 |
Sun, Mar 16 | LA Lakers | W 104-92 | 45-20 | R. Alston 31 |
Pertanyaan berikut, bagaimana mereka mencetak angka dengan susunan pemain yang mereka miliki? Pertama-tama, mereka mempunyai senjata menyerang yang hebat dalam diri McGrady, yang memiliki talenta menyerang yang serupa dengan dewa-dewa pencetak angka. The Rockets menggunakannya sebagai seorang playmaker utama, dimana Tmac memiliki peran untuk mencetak angka dan menciptakan peluang bagi para pemain pendukung lainnya agar Rockets mempunyai peluang yang positif untuk ditolak. Saya bahkan memberi respek saya pada McGrady karena walaupun beban serangan terpusat pada dirinya karena absennya Yao, dia tidak pernah merasa untuk perlu selalu mencetak angka yang banyak agar timnya menang, Dia mempercayai rekan-rekan satu timnya dan mereka membalas kepercayaan Tmac dengan baik. Rafer Alston membuat keputusan yang tepat, menjaga bola dengan baik, bermain defense dengan solid, dan membuat tembakan-tembakan yang diperlukan untuk mengunci kemenangan Rockets. Ia memiliki catatan statistik terbaik sepanjang karirnya di hampir semua kategori musim lalu. Carl Landry memberi Rockets gabungan dari energi, skill, antusias, dan mendapatkan kepercayaan dari pelatih dan rekan setimnya. Chuck Hayes menjaga pemain-pemain besar lawan dan mencoba untuk mendapatkan easy baskets dalam sistem Adelman. Mutombo bermain baik di luar dugaan semua orang seolah-olah ia habis meminum air suci yang membuatnya menjadi muda lagi,. Ia membuat Rockets menjadi defensive team yang tidak gampang dikalahkan. Luther Head menyumbang angka sebagai pemain cadangan dan membuat passing-passing yang tepat kepada temannya sehingga bola mengalir. Bahkan Mike Harris, yang sempat terdepak dari skuad Rockets di awal musim, juga menjadi bagian manis dari kemenangan berturut-turut Rockets. Tidak ada masalah siapa yang mencetak angka di sistem Adelman. Dengan cara mereka bermain defense, Rockets hanya butuh untuk menskor 90 points setiap malam.
Namun buat Rockets, yang paling penting selama winning streak ini bukanlah dicatatnya rekor mereka dalam buku sejarah NBA, tapi Rockets sempat menaikkan moral mereka secara luar biasa dengan menaiki klasemen di wilayah Barat sebanyak 9 posisi [dari peringkat 10 menuju peringkat satu]. ”Tidaklah penting bagaimana kita memulai sesuatu, yang penting adalah bagaimana kita mengakhirinya.” Sebuah kutipan bijak yang perlu ditiru oleh Rockets, karena tim-tim yang memiliki winning streak yang luar biasa ini semuanya memenangkanchampionship. Tim Lakers tahun ‘71-72 menang 33 kali berturut-turut, Bucks ’70-71 menang 20 kali beruntun, The Lakers tahun ’99-00 dengan 19 kemenangan beruntun. Ketiga tim yang saya sebutkan sebelumnya memiliki kesamaan, yaitu mereka memiliki winning streak dengan jumlah di atas 18 kali dan semuanya menutup musim manis mereka dengan menjadi juara NBA. Nah bagaimana Rockets memutuskan untuk mengakhiri musim 2007-2008 yang lalu? Semua itu kembali lagi kepada bagaimana Tracy McGrady dan kawan-kawan memutuskan untuk menulis buku sejarah dengan akhir yang indah.
Catatan: Seperti yang kita tahu Rockets berhasil masuk playoffs. Lalu Rockets harus kalah di ronde 1 playoffs musim lalu di tangan musuh bebuyutan mereka selama dua tahun berturut-turut, yaitu Utah Jazz. Rockets malah memperpanjang streak mereka yang lain, yakni streak TMac dan Yao tidak berhasil lolos dari ronde 1 playoffs.
0 comments:
Post a Comment
Komentar ya! Demi kemajuan blog ini!
Dan Berkomentarlah dengan Bahasa yang baik.